A. Sejarah
terbentuknya BitTorrent
Masih
ingat layanan musik online Napster?
Jaringan P2P pertama yang berbagi data audio ini dibentuk pada June 1999 oleh Shawn
Fanning (pembuat program komputer berusia 18th) dan Sean Parker (pengusaha).
Napster ditutup pada Juli 2001 karena kalah di pengadilan dalam kasus hak cipta (copyright) melawan A&M
Records (Universal Music Group) serta beberapa perusahaan rekaman lainnya,
anggota RIAA (Recording Industry Association of America).
Protokol
BitTorrent pertama kali dirancang oleh Bram Cohen pada April 2001. Tujuannya
yaitu berbagi objek melalui jaringan internet. Protokol Bit-Torrent pertama
kali diimplementasikan pada tanggal 2 July 2001. Utility BitTorrent pertama
dibuat oleh Bram Cohen pada Oktober 2002. Pada saat buku ini dibuat, utility
BitTorrent telah mencapai Versi 6.3. Pada saat ini terdapat sejumlah utility
yang dibentuk dengan basis kode program BitTorrent. Misalnya, utility ABC
(Another BitTorrent Client), μTorrent, dan lain sebagainya.
Selain
sebagai pelopor BitTorrent, Bram Cohen juga merupakan pemilik BitTorrent, Inc.,
San Fransisco, California, yang didirikan pada tanggal 22 September 2004
bersama Ashwin Navin. Protokol BitTorrent merupakan protokol jaringan P2P
terbesar dan terpopuler. Demikian juga dengan utility BitTorrent (BitTorrent Client)
yang telah menjadi utility pemroses berbagi (share) program/data/informasi
yang paling banyak digunakan.
Terdapat
beberapa protokol Torrent pendukung yang membuat jaringan BitTorrent menjadi
sangat terkenal dan populer. Misalnya, protokol BTJunkie, Demonoid, IsoHunt,
Mininova, SumoTorrent, The PirateBay, TorrentReactor, TorrentBar, TorrentRoom,
Torrentz, dan lain sebagainya.
B. Perbedaan
Metode Konektivitas Client-server, peer yo peer, dan bittorrent
Terdapat
beragam cara untuk memberikan layanan bagi-pakai file kepada komputer lain
dalam sebuah jaringan komputer. Menurut Tanenbaum (2004), cara yang umum
ditemui adalah metode clientserver,
dimana
sebuah komputer yang telah dirancang dan disiapkan secara khusus untuk menjadi
pemberi layanan kepada komputer lain (server) terhubung dengan
komputer-komputer lain (client) dalam jaringan computer yang memerlukan
layanan sumberdaya dari komputer pemberi layanan. Server tidak akan
pernah meminta layanan kepada client, dan client tidak akan memberikan
layanan kepada server atau client lain. Metode konektivitas
seperti ini memerlukan penyiapan bandwidth yang sangat besar pada sisi
server, selain kemampuan memberikan layanan terus-menerus kepada banyak client
sekaligus dalam jaringan. Metode ini diilustrasikan pada Gambar 1, dimana
sebuah server melayani beberapa client sekaligus.
Metode
yang lain adalah peer-to-peer, dimana tidak satupun komputer bertindak
sebagai server saja atau client saja. Setiap komputer dalam
jaringan akan memiliki tingkatan yang sama dalam hal berbagi-pakai sumberdaya.
Pada suatu saat komputer dapat bertindak sebagai pemberi layanan kepada
komputer lain dalam jaringan, tetapi pada saat lain komputer tersebut akan
meminta layanan dari komputer lain dalam jaringan. Karena semuanya dianggap
sama, semua komputer dalam jaringan kemudian disebut dengan peer. Metode
konektivitas ini diilustrasikan dalam Gambar 2, dimana beberapa peer saling
terhubung dan dapat saling bertukar sumberdaya apapun antar sesamanya.
Kedua jenis metode konektivitas di atas pada
dasarnya memiliki masalah yang serupa, yaitu kemungkinan terjadinya bottleneck
pada medium komunikasi saat sebuah komputer terhubung secara terus-menerus
dengan komputer lain saat melakukan transfer data berupa file yang berukuran
besar, belum lagi masalah yang terjadi apabila ada banyak komputer sekaligus
menginginkan layanan dari hanya satu komputer saja. Masalah yang mengarah
kepada inefisiensi dalam utilisasi jaringan ini terlihat semakin jelas saat jaringan
semakin banyak memiliki komputer, dan jaringan tersebut dipenuhi oleh
banyak permintaan sumberdaya dari satu
komputer
ke komputer lainnya. Perlambatan koneksi akan semakin terasa, dan pada akhirnya
akan menyulut beragam masalah baru dalam jaringan tersebut.
Sebenarnya
masih terdapat pilihan metode selain client-server dan P2P. Metode lain
tersebut adalah dengan menggunakan konektivitas thin-client (TC), metode
yang berada di tengah CS dan dumb terminal. Tetapi bila dicermati lebih
mendalam, TC sama sekali tidak cocok untuk berbagi-pakai sumberdaya file dari
satu komputer ke komputer lain, karena TC sebenarnya ditujukan untuk
berbagi-pakai sumberdaya komputasi dari server kepada semua client lain.
Alternatif yang merupakan modifikasi dari metode konektivitas P2P adalah metode
yang disebut dengan BitTorrent (BT). BT merupakan sebuah metode konektivitas
yang sedikit berbeda dibandingkan kedua metode terdahulu, karena BT menggunakan
prinsip P2P terdistribusi (Anonymous2, 2005). Distribusi tidak hanya pada
sumberdaya file, tetapi juga pada pengendalian koneksi. BT memiliki perbedaan
yang mendasar dibandingkan P2P biasa maupun P2P terkoordinasi. P2P biasa maupun
P2P terkoordinasi menggunakan prinsip bahwa sebuah file dapat tersimpan di
beberapa komputer sekaligus sehingga file dapat diambil tidak hanya dari satu
komputer saja. P2P terkoordinasi yang memerlukan perangkat lunak khusus memang
dapat mengatasi masalah pencarian lokasi file yang dibagi-pakai karena
perangkat lunak client pada setiap
komputer
saling memberitahukan file apa saja yang dapat disalin kepada komputer lain.
Meskipun terjadi redundansi file yang dapat mengurangi beban sebuah komputer
sebagai penyedia file, setiap komputer tetap harus membawa salinan lengkap file
tersebut, dan komputer lain yang menginginkan file tersebut harus terus-menerus
terhubung dengan satu komputer pembawa file sampai keseluruhan file diambil.
Hal ini jelas masih menyisakan masalah pada penggunaan bandwidth jaringan
yang digunakan, apalagi bila tedapat lebih dari satu komputer yang menginginkan
sebuah file berukuran besar dari sebuah komputer sumber yang sama.
Pada
metode BT seperti dijelaskan dalam (Villareal, 2005), sebuah computer yang
memiliki salinan file lengkap dapat memberitahukannya kepada computer lain
lewat sebuah situs web, yaitu dengan mempublikasikan sebuah file berisi informasi
tentang file yang akan dibagi kepada pengguna jaringan yang lain. Komputer lain
kemudian mengambil file informasi tersebut (bukan file yang sebenarnya),
kemudian meletakkannya di perangkat lunak client BT di komputernya.
Setelah file informasi tersebut dibuka, client BT akan mencari lokasi
tempat salinan file lengkap tersebut, kemudian mulai mengambil potongan-potongan
file sambil memberitahukan bahwa ia telah memiliki potongan file tersebut
kepada sebuah komputer dalam jaringan yang dikhususkan hanya untuk mencatat
informasi potongan file dan lokasi potongan tersebut. Komputer-komputer lain
yang menginginkan file tersebut juga melakukan hal yang sama, dan masing-masing
dapat mengambil potongan file yang berbeda-beda. Setiap komputer lain yang
datang berikutnya akan diberitahu lokasi potongan-potongan file tersebut, dan
komputer yang bersangkutan dapat mengambil potongan-potongan dari berbagai
sumber secara acak dan tidak memaksakan koneksi terus-menerus ke satu komputer
saja. Dengan demikian, semakin banyak komputer yang berpartisipasi dalam pembagian
file tersebut, akan membuat potongan file yang beragam dapat semakin tersebar,
sehingga sumber pengambilan file menjadi semakin banyak. Dengan kata lain,
semakin banyak komputer yang bergabung, maka proses pengambilan file akan
menjadi semakin cepat. Hal ini jelas merupakan kebalikan dari semua metode yang
lain. Ketika rasio potongan file yang disebarkan telah mencapai 100% (seluruh bagian
file telah tersebar dalam jaringan), maka komputer yang menjadi sumber salinan
file lengkap dapat menarik diri dari jaringan, atau tetap berada dalam jaringan
untuk membantu proses distribusi file kepada komputer yang menginginkan. Oleh
karena itu komputer sumber tidak harus terus menerus terhubung ke jaringan
kecuali bila belum seluruh potongan file terambil. Gambar 3 mengilustrasikan
metode konektivitas BT ini secara garis besar.
Tidak
seperti metode CS, karena menggunakan prinsip P2P, maka BT tidak memerlukan
komputer server khusus dengan kemampuan tinggi apalagi bandwidth yang
sangat lebar untuk menjaga agar download tidak melambat saat banyak
komputer terkoneksi untuk mengambil file berukuran besar dari
komputer
tersebut (Anonymous1, 2005). Komputer pertama sumber salinan file lengkap (origin)
dapat menjadi penyedia file (seeder) kepada banyak computer lain (peer)
tanpa merasa terlalu terbebani karena hanya terhubung dalam interval koneksi
pendek setiap kali peer lain mengambil potongan file dari computer tersebut.
Potongan file yang tersebar dan komputer yang membawanya akan dicatat oleh komputer
khusus (tracker) yang juga tidak akan terlalu terbebani karena hanya
terhubung untuk mencatat informasi saja. Beberapa perangkat lunak client BT
juga dapat difungsikan sekaligus sebagai tracker. Informasi dasar tentang
file yang akan dibagi-pakai diletakkan dalam suatu file informasi khusus (torrent),
dari file inilah semua komputer lain dapat memulai sesi pengambilan file yang
sebenarnya. File torrent dapat diletakkan pada sembarang situs Web agar
mudah diambil oleh siapapun yang memerlukan.
C. Apa
itu torrent dan bittorrent ?
Torrent adalah file kecil yang bertindak sebagai penunjuk. Dia mendata
nama semua file yang akan didownload (bisa satu, atau bisa seluruh directory),
pengecekan kesalahan data di file dikenal sebagai hash dan alamat web
dikenal sebagai tracker.
BitTorrent adalah perangkat lunak/software yang memungkinkan pengguna komputer
mendistribusikan data ke pengguna yang lainnya melalui Internet. Bittorrent merupakan aplikasi yang
bisa menyediakan network untuk pertukaran file yang terdistribusi antara client
dengan client, bukan konsep one-to-many seperti yang kita kenal dalam protokol
FTP tapi many-to-many, di mana client yang mendownload file sekaligus membantu
distribusi upload secara otomatis meskipun file yang sedang didownload belum
selesai. P2P Bittorent memang dirancang untuk mendownload file dalam ukuran
besar.Prinsipnya adalah pada setiap download, dibangun sebuah jaringan adhoc
yang tugasnya membagi jaringan secara maksimal(cepat).
D. Torrent
Client
Protokol BitTorrent sepenuhnya diimplementasikan dalam torrent klien. Torrent klien adalah browser khusus yang dirancang untuk mengintegrasikan rincian file yang dibutuhkan (disebut torrent), yang menampilkan status file pengguna saat meng-upload atau men-download melalui jarinan BitTorrent. Istilahnya torrent klien lah yang menampilkan torrent mana yang sedang aktif. BitTorrent klien pertama disebut BitTorrent. Ini merupakan klien yang paling popular, meskipun ada banyak program klien lainnya yang sekarang tersedia untuk berbagi file.
E. Keuntungan
dan Kekurangan BitTorrent
Keuntungan Memakai Bit Torrent:
- Jika file itu sedang banyak didownload oleh client lain, kecepatan yang didapat justru bertambah. Berkebalikan dengan sistem download konvensional.
- Jenis file yang tersedia sangat banyak. Dengan adanya situs pencari torrent, Anda bisa mencari hampir semua jenis file.
- Semua paket Bit Torrent bisa dengan mudah di-pause. Sehingga cocok untuk yang internetnya putus-nyala :p.
- Isi paket bisa dilihat dahulu, sehingga mencegah kita mendownload paket yang salah/kurang. Bahkan untuk beberapa jenis file bisa dipreview sehingga keaslian / kelengkapan paket Bit Torrent tersebut bisa diperiksa dahulu. Dalam 1 paket juga bisa dipilih file mana yang akan didownload atau tidak.
Kekurangan Menggunakan Bit Torrent:
- Lambat jika tidak ada yang mendownload paket itu. Contohnya paket-paket yang sudah lama diupload dan “aneh”, biasanya jarang ada yang mendownload, sehingga kecepatan downloadnya menurun.
- Beban upload juga ditanggung Anda. Selayaknya client yang lain, Anda juga terbebani untuk mengupload ke client lain. Walaupun Anda bisa menyetting agar Anda tidak perlu mengupload ke client, sistem Bit Torrent akan mendeteksi Anda dan justru akan menurunkan kecepatan download Anda.
- Terlalu banyak paket yang ada. Kadang untuk 1 kali pencarian bisa menghasilkan hasil yang sangat banyak. Untuk itu diperlukan ketelitian untuk mendapatkan .torrent yang paling lengkap dan berkecepatan tinggi
-
A. Cara Kerja BitTorrent
0 komentar "BIT TORRENT", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar